Membahas adanya asal usul suatu kawasan, desa, dan kelurahan yang ada di daerah Tulungagung, memang tidak ada henti-hentinya. Selalu ada apa yang harus didokumentasikan secara utuh serta apa adanya menurut realita berdasarkan sumber data yang maupun tutur lisan. Maka dari itu dengan segala daya dan upaya akan menyajadikan mengenai kesejarahan asal usul suatu desa/kelurahan yang terdapat di daerah Tulungagung. Sebuah kawasan yang berada di pesisir selatan dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur.
Daerah yang satu ini
merupakan sebuah kawasan yang berada di perkotaan. Kelurahan Kenayan terletak di Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung
dengan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Ø Bagian utara berbatasan dengan
Desa Kedungwaru
Ø Bagian timur berbatasan dengan Desa
Kedungwaru
Ø Bagian selatan berbatasan dengan Kelurahan
Kepatihan
Ø Bagian barat berbatasan dengan Kelurahan
Sembung
Pada jaman dulu di wilayah barat tumbuh banyak berbagai
tanaman liar dan juga terdapat hamparan hutan, pada saat itu belum ada
penduduknya. Selain itu di daerah pertokoan BELGA (yang sekarang) dulunya
adalah sekolah orang-orang Cina yang terkenal dengan sebutan Cong Wa Cong Wi.
Pada saat itu muncul beberapa orang yang dipimpin oleh Mbah Citro Sentono,
beliau sebagai sesepuh masyarakat pada saat itu. Beliau melihat keberadaan hamparan
hutan serta dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Maka dari itu beliau
bersama teman-temannya membersihkan lahan hutan tersebut, hingga akhirnya berdirilah
Desa Kenayan di Whisnu. Sejak tahun 1944 daerah Kenayan dipimpin oleh Mbah
Citro Sentono.
Dinamakan Kenayan, dulunya di tapal batas ada pohon
Kenango yang pohonnya sangat besar, disitu banyak orang berdatangan dan
dipundi-pundi serta membakar kemenyan untuk meminta apa yang diinginkan atau keberuntungan
nasib dalam kehidupan. Akhirnya dinamakan Desa Kenayan, karena ada pohon
Kenongo dan pembakaran kemenyan yang dilakukan oleh warga.
Dengan adanya perubahan pemerintahan maka sejak
tahun 1944 Mbah Citro Sentono diangkat menjadi Kepala Desa Kenayan, yang
berkantor di Whisnu Selatan OTB. Pada masanya banyak rakyat yang dagang dan Pecinan
masih sedikit, akan tetapi orang Cina pada saat itu menyewa puluhan tahun
kepada warga Kenayan setelah itu oleh Pecinan tanahnya dibeli hingga sekarang,
orang menganggap kalau usaha di Kenayan akan membawa hoki atau keberuntungan. Maka
orang Cina berbondong-bondong menanamkan atau membuka usaha dan bertempat
tinggal di Kenayan. Pecinan sampai sekarang yang berada di wilayah di tengah-tengah
Kota Kenayan dinamakan wilayah Pecinan.
Sebelah tengah Kenayan yang dinamakan Gudang Uyah
terdapat tapak tilas makam Mbah Tukang yang juga salah satu pendiri Desa Kenayan
yang dulunya tukang kayu sehingga terkenal dengan Mbah Tukang. Sebelah timur
dinamakan Kenayan Balong dulunya daerah banjir dan jalan berlubang serta banyak
airnya, yang akhirnya dinamakan Kenayan Balong. Di daerah Kenayan Balong juga
terdapat tapak tilas makam Mbah Pakel, yang terletak di utara perempatan Kantor
Kelurahan Kenayan sekarang ini.
Sebelah Utara ada Pabrik Keramik dan sekarang sudah
menjadi bangunan Ruko Trade Sudirman Centre, sedang sebelah Selatan dulunya
Pasar Sore dan ada makam umum serta pohon beringin besar, yang lama kelamaan
oleh warga di tempati walaupun sebagaian tanahnya milik PJKA akan tetapi sudah
bertahun-tahun mereka tinggal disitu untuk menambah taraf hidup dengan usaha
dagang walaupun yang sebelah selatan sudah diminta kembali tanahnya oleh PJKA
dan dijadikan RUKO PJKA.
Berikut nama – nama pejabat pemerintahan atau Kepala
Desa/Kelurahan Kenayan sebagai berikut:
No.
|
TAHUN MENJABAT
|
NAMA PEJABAT
|
JABATAN
|
1
|
1944 – 1974
|
Citro Sentono
|
Kepala Desa
|
2
|
1974 – 1987
|
Muryono
|
Kepala Desa
|
3
|
1987 – 1997
|
Suwardi
|
Kepala Kelurahan
|
4
|
1997 – 2006
|
Darmadi
|
Kepala Kelurahan
|
5
|
2006 – 2008
|
Drs. Mundiyar
|
Kepala Kelurahan
|
6
|
2008 – 2014
|
Eko Budiyono, S.Sos
|
Lurah
|
7
|
2014 – sekarang
|
Ali Kusno
|
Lurah
|