Oleh
Agus Ali Imron Al Akhyar
Situs Makam Tumenggung Surontani berada di Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu Tulungagung. Di sekitar makam tersebut menjadi tempat pemukiman umum, di sekitar kompleks pemukiman tersebut sering dikunjungi para peziarah, biasanya pada hari kamis dan jum'at sangat banyak pengunjungnya. Kondisi kompleks pemakaman tersebut sangat terawat dan berseih, karena di sekitar makam Tumenggung Surontani sudah dipasng batu marmer yang sangat bagus (observasi tahun 2009).
Antara Legenda dan Sejarah.
Hingga saat ini masyarakat senitar makam mengenal cerita makam ini berawal dari seorang Tumenggung Mataram yang diasingkan oleh rajanya ke daerah Jawa bagian timur, diduga sekitar tahun 1789 M yang pada jaman dahulu masih berupa daerah hutan belantara. Tumenggung itu bernama Surontani yang karena kesaktiannya bida merubah hutan belantara menjadi daerah pasar yang sangat besar dan ramai, sehingga setingkat Kadipaten.
Makam Tumenggung Surontani dianggap sangat angker dan mistik oleh para penduduk sekitar makam. Menurut cerita, Surontani dulu seorang Tumenggung yang dianggap sangat sakti di Kerajaan Mataram. Keran kesaktiannya Tumenggung Surontani dianggap paling berbahaya di lingkungan Kerajaan Mataram, sehingga Raja Mataram khawatir kalau nanti Tumenggung Surontani bisa menggulingkan tahtanya di kerajaan Mataram. Agar kekkhawatiran tersebut tidak terjadi, maka Tumenggung Surontani diasingkan oleh Raja Mataram ke daerah Jawa bagian timur yang tepatnya di daerah Ngrowo, sekarang Kabupaten Tulungagung, yang dulu masih hutan belantara. Melalui kesaktiannya hutan belantara ini diubah menjadi daerah baru yang akan dihuninya dan berkembang semakin ramai nan luas.
Keberhasilan Tumenggung Surontani itu ternyata terdengar sampai lingkungan Kerajaan Mataram dan Raja Mataram mendengar cerita itu langsung menyuruh Punggawanya untuk menemui Tumenggung Surontani dan menyuruh untuk kembali bergabung dngan Kerajaan Mataram. Mendengar ajakan itu Tumenggung Surontani langsung menolaknya dengan tegas dan menyuruh Punggawa itu kembali ke Kerajaan Mataram. Penolakan itu membuat Raja Mataram sangat marah setalah mendengar laporan dari Punggawanya dan langsung menyuruh Punggawanya yang lain untuk kembali ke daerah Tumenggung Surontani untuk memungut upeti (pajak) sebanyak-banyaknya. Namun Tumenggung Surontani tetap membangkang dan tidak mau memberi upeti, karena dia menganggap daerah itu adalah hasil jerih payahnya dan bukan daerah Kekuasaan Mataram.
Melalui proses waktu lama kelamaan daera itu semakin luas dan besar, malah sebaliknya Mataram semakin mengalami kemunduran dan bayak orang-orang penting di Kerajaan Matara berpindah ke daerah Ngrowo (Tulungagung) Tumenggung Surontani. Melihat kondisi terbut Tumenggung Surontani langsung mengalami kejayaan dan daerah kekeuasaannya itu menjadi Kadipaten yang sangat besar dan akhirnya Tumenggung Surontani wafat di daerah Ngrowo dan dimakamkan di Desa Wajak Kidul 1826 M.
Di daerah kompelks pemakaman Tumenggung Surontani juga terdapat makam gurunya yang bernama RM.Wiyono (jogontoko = Nama masih mudanya), makam putranya yang bernama Kertokusumo beserta isterinya dan makam pengikut Tumenggung Surontani yang lainnya.
Daftar Informan.
Nama : Bpk Mukayat. (Juru Kunci)
Umur : 71 tahun.
Alamat : Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu-Tulungagung.