Keberadaan suatu sistem, akan mempengaruhi
keberadaan pola prilaku yang terjadi pada suatu lembaga atau penggerak sistem
tersebut. Sistem sendiri dipengaruhi oleh keberadaan otoriter yang berkuasa,
sehingga menjadi tantangan sendiri bagi setiap penguasa untuk menjalankan roda
yang digerakkan oleh sistem. Namun, ketika sistem sudah berjalan dengan baik,
ada juga yang bermain-main dengan sistem dikarenakan ingin mencari keuntungan
dalam proses sistem tersebut. Berbagai kebijakan ditentukan dengan sistem yang setidaknya
menjadi transparan terhadap pimpinan kepada anak buah (karyawan).
Suatu sistem akan menjadi acuan dalam
penentuan perjalanan maju atau mundurnya suatu lembaga. Sistem akan terbentuk
akibat atau menjadi dasar dalam segala hal pola, kebijakan yang mutlak sudah
terbentuk dari sistem yang mengatur. Seiring langkah-langkah penentuan
kebijakan, sistem member peran secara tidak langsung, ketika karyawan atau anak
buah tidak kuat terhadap sistem tersebut maka yang terjadi adalah
ketidakpuasaan sesuai dengan hati nurani yang akan melaksanakan sistem itu
sendiri.
Sebelumnya, sebagai atasan mampu untuk
melakukan penelitian, pengamatan, dan mempelajari adanya pola yang terjadi pada
anak buahnya, sebelum untuk menentukan kebijakan yang akan terpengaruhi oleh sistem.
Mengadakan penelitian sebelum memutuskan suatu keputusan, itu merupakan
kebijakan yang arif dan bijaksana, mana yang terbaik dan mana yang buruk akan
jelas Nampak apabila sebagai pimpinan mampu untuk turun langsung ke lapangan. Dengan
keberadaan yang memang nyata di lapangan, akan memberikan asupan menu untuk
mengolah dari realita, dipertimbangkan, dan akhirnya diputuskan dengan seksama
asas musyawarah. Pemimpin setidaknya mampu memberikan pencerahan terhadap anak
buahnya, sehingga bisa mampu menginspirasikan ke sisi kepositifan.
Ketika sistem sudah menjadi pusat untuk
melajukan mobilitas dalam suatu lembaga, maka yang terjadi semacam titik objek
menjadi gerak titik jenuh mobilitas. Hal tersebut patut untuk disadari
sebagaimana yang terjadi dalam perjalanan sistem sendiri. Membuat sistem harus
mempertimbangkan segi moral, lingkungan, dan unsur budaya. Maka dari itulah, setiap mau menggunakan sistem, haruslah tercipta pemikiran yang konkrit dan fleksibel, yang mampu menempatkan kearifan dan kebijakan yang positif mengayomi semuanya.