Selasa, 22 Oktober 2013

KONSEP WISATA RELIGI: MASJID SUNAN KUNING, MACAN BANG TULUNGAGUNG



Bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bahwa cagar budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya.
Berbagai bentuk peninggalan sejarah, sejatinya dapat dijadikan media atau alat untuk dipahami pada generasi berikutnya. Sejarah tidak hanya terpaku dalam konteks cerita belaka, melainkan kita bisa memahaminya dari wujudnya nilai-nilai positif yang bisa diterapkan pada zaman modern seperti saat ini. Sejarah tidak akan meninggalkan jati dirinya yang masa lalau begitu saja, melainkan bagi generasi muda saat ini mampu untuk menggali, memahami, dan mempelajari keberadaan sejarah lokal, tentu akan memberikan pengetahuan masa lalu yang dijadikan proses pembelajaran.

Keberadaan sejarah lokal, merupakan asset yang harus diberdayakan dan dikembangkan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai positif. Mempelajari kesejarahan Islam, tidak semudah kita membalikkan telapak tangan, melainkan berbagai sumber referensi menjadi rujukan utama. Nampak sudah di daerah Tulungagung, khususnya tepat di daerah Macan Bang terdapat warisan kesejarahan Islam, yaitu Masjid dan Makam Sunan Kuning.

Pengembangan dan juga pemberdayaan warisan yang berupa makam dan masjid, tentunya bisa menjadi asset utama dalam Wisata Religi. Wisata religi sendiri berkonsepkan pendidikan yang mempelajarkan. Sehingga keberadaan makam dan masjid Sunan Kuning mampu dilestarikan tanpa harus merubah model motif lamanya atau yang aslinya. Perlu untuk kita sadari bahwasanya bangun asli dari makam dan masjid Sunan Kuning merupakan perpaduan klasik pada zamannya, sehingga nampak unik apabila kita rasakan pada zaman modern.

Apabila warisan sejarah akan dijadikan asset dalam wisata religi, setidaknya memiliki konsep yang matang untuk mendukung keberadaan warisan tersebut bisa hidup dengan kilasan kemegahan pada zamannya. Warisan yang dikelola dengan maksimal mungkin, akan memberikan pencerahan pada generasi saat ini, seperti halnya keberadaan makam dan masjid Sunan Kuning. Dibawah ini akan penulis konsepkan mengenai pengembangan dan pemberdayaan makam dan masjid Sunan Kuning.

KONSEP PELESTARIAN MAKAM DAN MASJID SUNAN KUNING
Warisan, apalagi warisan tersebut adalah warisan peninggalan yang masih bersejarah, memiliki nilai positif untuk daerah. Sehingga ketika memahami keberadaannya akan menjadi tolok ukur dalam proses pembelajaran, khususnya generasi muda. Dibawah ini akan terkonsep mengenai pengembangan dan pemberdayaan warisan sejarah secara sederhana.

1.     Wisata Religi
Dalam arti, wisata yang mengandung nilai-nilai ibadah (agama). Wisata untuk memberikan penyegaran otak maupun hati (perasaan), sehingga perlunya suasana yang ibadah dan juga mampu menjadikan semangat untuk hidup. Konsep wisata religi setidaknya mengandung keAgamisan dalam objek wisatanya, sehingga para wisatawan tidak merasa jenuh dengan lika-liku kehidupan, keberadaan makam dan masjid Sunan Kuning bisa dan mampu dijadikan pelarian sesaat untuk menghilangkan kejenuhan hidup, ibadah kembali kepada Sang Empunya.

2.     Buku Kesejarahan makam dan masjid Sunan Kuning
Hal yang satu ini sangat penting dan mendominasi keberadaan kesejarahan lokal, yaitu membukukan sejarah keberadaan makam dan masjid Sunan Kuning. Selama ini masih dari lisan ke lisan, sehingga apabila nanti yang empunya lisan sudah meninggal dunia, kemana lagi generasi muda akan mencari sumber referensi mengenai sejarah makam dan masjid Sunan Kuning. Sehingga konsep yang kedua ini adalah membukukan keberadaan selayang pandang makam dan masjid Sunan Kuning, yang nantnya akan bermanfaat ketika ada wisatawan yang berwisata religi.

3.     Souvenir
Ketika mengunjungi sebuah tempat wisata, setidaknya sebagai wisatawan ketika pulang juga menginginkan kenang-kenangan, sebut sajalah souvenir. Souvenir ini bisa berwujud tasbih, foto area objek wisata, kaos yang bertuliskan kata-kata bijak Islam, dan gantungan kunci yang Islam (bertuliskan nama sahabat nabi, Allah, Nabi Muhammad, dan lain sebagainya). Souvenir ini mengidentitaskan keberadaan daerah wisatanya, sehingga bagi pengunjung dapat memanfaatkan souvenir tersebut sebagai kenang-kenangan bahwa dia pernah berkunjung dalam Wisata Religi.

4.     Balai Religius
Balai disini tentunya memberikan kenikmatan dalam beribadah, balai ini dibuat untuk memberikan ruang dan waktu bagi wisata religi untuk istirahat, atau balai dijadikan tempat kegiatan rohani. Sehingga perpaduan antara makam dan masjid Sunan Kuning serta keberadaan balai religius ini akan menjadi harmoni dalam melestarikan wisata religi di makam dan masjid Sunan Kuning. Pengembangan dengan diadakannya tempat untuk silaturohim, acara rohani, dan lain sebagai, menjadikan objek wisata rohani tersebut semakin hidup.

5.     Taman Rohani
Taman berfungsi sebagai penyegaran udara, sehingga konsep diadakannya taman rohani dalam objek wisata religi merupakan salah satu cermin kecintaan kita terhadap konsep alam. Taman rohani bisa juga dikonsepkan dengan berbagai jenis tanamannya dibentuk lafal Allah Swt., atau Nabi Muhammad, Saw. Semacam taman yang mampu memberikan ruang penghirupan udara yang menyegarkan bagi wisatawan religi. Sehingga dari konsep inilah penyegaran rohani bisa menjadi alternatif. Sehingga masjid dan makam Sunan Kuning apabila terkonsep antara alam, lingkungan sekitar, akan membentuk karakter yang bisa menyejukkan jiwa dan pikiran.

Keberadaan makam dan masjid Sunan Kuning yang berada di Macanbang Tulungagung, merupakan warisan sejarah Islam yang berada di Tulungagung. Dengan adanya pelestarian, pengembangan, dan pemberdayaan warisan sejarah Islam di Tulungagung tentunya bisa dijadikan objek untuk penyegaran Rohani bagi masyarakat. Hiruk pikuk kehidupan yang selama keseharian dijalani manusia penuh dengan berbagai kolaborasi emosi dan pikiran, akan membuat suhu tempramen dalam dirinya naik, sehingga perlunya penyegaran Rohani perlu untuk diterapkan dalam diri kita, entah bertawasul ke makam tokoh Islam, ke masjid meskipun hanya shalat sunnah lalu merenungkan perbuatan yang pernah kita jalani.

Pelestarian, pengembangan, dan pemberdayaan warisan situs bersejarah, merupakan tanggungjawab bagi generasi muda/penerus yang nantinya dijadikan kemanfaatan yang positif. Keberadaan masjid dan makam Sunan Kuning sendiri yang berada di Macanbang merupakan kawasan religi yang perlu dikembang secara optimal. Masyarakat sendiri menyadari keberadaan situs sejarah tersebut merupakan warisan kesejarahan yang harus dilestarikan dan juga ditumbuhkembangkan dengan positif. Sejarah tidak kenal lelah untuk diulas dan diberdayakan dengan baik. Dulu, sekarang hingga besok, sejarah merupakan identitas bagi masyarakat, untuk dipelajari, dipahami, dan diperhatikan.