Senin, 05 Desember 2011

”KEMILAU MUTIARA YANG TERPENDAM DI BUMI NGROWO” (Pengembangan dan Pemberdayaan Makam Tokoh Islam Daerah Sebagai Mata Pelajaran Agama Islam Tingkat SMA/MA)

Oleh 
Ngainun Nisak 
MAN Tulungagung 1



Sejak berdirinya kerajaan Islam pertama di Indonesia, pada akhir abad ke -13, Islam telah menjadi salah satu sumber dalam pembentukan nilai-nilai, norma-norma dan tingkah laku rakyat Indonesia. Tanda kedatangan Islam di Pulau Jawa sendiri dapat dibuktikan dengan adanya keberadaan makam Islam di daerah Leren, Gresik. Salah satu nisan dalam komplek tersebut berangka tahun 475 H/1082 M dengan nama Fatimah Binti Maimun Bin Hibatallah.

Berawal dari masuknya agama Islam ke nusantara, perkembangan penyebaran Islam-pun semakin pesat menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, termasuk kota kecil di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, yakni Tulungagung. Banyak sosok kiai yang selain sebagai penyebar agama Islam di kota ini, namun juga turut ambil andil dalam mengiringi perjalanan sejarah Kota Tulungagung itu sendiri. seperti halnya; KH. Abu Mansyur, KH.Khasan Mimbar, Syekh Basyaruddin, Sunan Kuning dan KHR. Abdul Fattah.

   Meskipun para kiai tersebut telah menghadap Sang Khalik, namun jasa-jasanya dalam penyebaran agama Islam di daerah Tulungagung tidak bisa luntur begitu saja. Sehingga pada tantangan jaman yang modern ini para generasi muda (baca:pelajar) terbuka mata pikirannya untuk bisa mengenang dan mempelajari perjuangan para tokoh Islam di daerahnya.

Dengan minimnya sarana dan prasarana, serta penginformasian terhadap luar, menjadikan makam tokoh Islam semakin sunyi senyap dari sebuah keilmuan, bahkan dengan lingkup umum makam yang terlihat sangat mistik dan mengerikan, semakin menambah keengganan masyarakat, juga khususnya pelajar untuk mengunjungi makam tokoh-tokoh Islam tersebut.

Hal-hal di atas menjadikan kesedihan yang mendalam bagi penulis, sekiranya pemerintah daerah mampu untuk mengembangkan serta menjadikan situs-situs makam-makam tokoh Islam di daerah, khususnya Tulungagung sebagai pembelajaran yang positif aktif bagi masyarakat dan khususnya pelajar sebagai wawasan kesejarahan, dan menjadikaannya sebagai sub mata pelajaran muatan lokal dalam bidang agama Islam bagi pelajar SMA/MA.

Masuknya pembelajaran tentang tokoh Islam kedalam kurikulum lokal dapat memberikan warna baru dalam pembelajaran generasi muda. Hal lain yang menarik adalah bisa memberika motivasi terhadap pelajar (baca:anak didik) untuk bisa mentauladani perjalanan hidup para tokoh Islam yang telah dimakamkan tersebut.

Untuk menghilangkan pemikiran masyarakat khususnya pelajar tentang aroma kemistikan makam,perlu adanya pengembangan terhadap makam tokoh Islam.Setelah dikembangkan,makam diberdayakan dengan salah satu cara sebagai media pembelajaran dalam sub bahasan sejarah lokal.Maka dari itu penulis menawarkan sebuah konsep untuk mengembangkan makam tokoh Islam dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai pembelajaran peserta didik.

Perpustakaan religi
         Realita antara pendidikan dan sejarah tidak dapat terpisahkan, sehingga pengembangan makam Islam didampingi dengan perpustakaan religi. Perpustakaaan ini dilengkapi dengan buku-buku mengenai sejarah tokoh-tokoh yang dimakamkan dan tokoh Islam lainnya mengenai sepak terjang dalam menegakkan bendera Islam di Derah Tulungagung. Seiring majunya teknologi,perpustakaan juga dilengkapi dengan penyadiaan media komunikasi satelit yang berupa internet sebagai media komunokasi dan informasi.

Balai istighosah
        Balai istighosah didirikan di area makam sebagai tempat untuk mengadakn acara tahlilan, maupun acara lainnya yang bersifat Islami. Selain itu juga agar di dalamnya dapat dipakai sebagai tempat nonton film bersama sejarah tokoh tokoh Islam, yang telah dijadwal dan minimal pemutarn film dan pertunjukan tersebut setiap satu bulan sekali.

Home stay
         Dalam konsep ini penulis menawarkan akan dibangunnya rumah tinggal bagi pengunjung (wisata ziarah religi).Hal ini berfungsi agar para wisatawan lebih berkonsentrasi dan lebih memahami makna akan arti ziarah religi. Selain itu dalam konsep Home Stay dijadikan sebagai tempat untuk bertahanus(merenung)dalam perjalanan wisata religinya.

Kafe religi
         Kafe religi merupakan konsep sebuah area pasar seni yang di bangun di sekitar makam. Pasar seni ini akan dikemas dan disajikan sedemikian rupa untuk menjual berbagai manik-manik atau sovenir sebagai buah tangan pengunjung dalam kaitannya dengan kunjungan wisata religi. Selain pasar seni,juga didirikannya sebuah lesehan makanan daerah (rumah makan tradisional). Karena yang menjadi tempat penelitian adalah daerah Tulungagung,maka penulis mencoba menawarkan menu atau makanan khas dari daerah Tulungagung, antara lain; Nasi Bantingan, Lodo ayam, sompil, kicak cenil, punten, pecel. Selain menu-menu tersebut, sebagai pendampingnya adalah minuman tradisional berupa; wedang kopi (cethe), wedang jahe, beras kencur, rujak uyub dan ronde.

            Harapan  penulis adalah antara pasar seni dan lesehan sederhana ini bisa saling bersinergi dalam rangka mengembalikan roh budaya wisata religi. Agar pengunjung tidak merasa bosan dan jenuh. Setelah adanya pengembangan yang dikonsepkan penulis tersebut, maka pemberdayaannya bisa dijadikan sebagai media belajar peserta didik SMS/MA dalam hal agama Islam. Dalam hal ini, istilah pendidikan dapat diartikan sebagai pembangkit serta mengaktifkan potensi-potensi tersembunyi yang hanya dapat diterapkan kepada objek didik yang dapat dilakukan dengan masuknya sub bahasan makam tokoh Islam di dalam bangku sekolah.

Makam-makam tokoh Islam dapat dijadikan sebagai bahaan mata pelajaran Agama Islam dari sudut pandang sejarah perjuangan tokoh Islam yang telah dimakamkan tersebut, dari sudut pandang ilmu yang dimiliki tokoh Islam tersebut dan sudut pandang dari gaya seni makam tersebut. Selain mempelajari dan mentauladani perjalanan hidup para tokoh Islam yang telah meninggal, pelajar juga dapat mempelajari seni yang terdapt pada makam tersebut (Antropologi). Sehingga makam tokoh Islam perlu digali potensinya untuk menambah wawasan lokal, dimana dari wawasan lokal-lah akan terwujud wawasan nasional.