Oleh
Agus Ali Imron Al Akhyar
Sejarah merupakan rentan waktu peristiwa yang dapat dianalisis. Selain itu, keberadaan sejarah sendiri menjadi identitas dari suatu daerah, untuk mewujudkan ciri-ciri khas daerah itu sendiri. Meskipun saat ini belum optimal didalam pengelolaan citus cagar sejarah yang ada di daerah, setidaknya sebagai masyarakat yang peduli, turut serta dalam melestarikan, mendokumentasikan, serta merawat keberadaan warisan kesejarahan yang ada. Nilai-nilai sejarah menjadikan tolok ukur dalam menciptakan generasi muda yang bertanggungjawab.
1 Nilai sejarah
Tempat berlangsungnya
peristiwa bersejarah, seperti: perundingan dengan penjajah, lokasi pertempuran,
dicanangkannya perubahan besar, dsb., dan/atau Keterkaitan dengan/bagian
dari perubahan atau capaian dalam sejarah (bangunan itu sendiri membuat
sejarah), seperti setasiun pertama, kantor layanan pos yang pertama, bangunan
PDAM, gas, dsb, dan/atau Keterkaitan dg kehidupan
orang/tokoh dalam sejarah, seperti Istana Oei Tiong Ham, rumah Tasripien dan
Kampung Kulitannya, dan/atau Keterkaitan dg
pembangun/arsitek, seperti Pasar Jatingaleh dengan ir. H. Thomas Karsten,
Apotik Sputnik dg Arsitek Oei Tjong An, Auditorium Undip, Gedung Administrasi,
dan kompleks FISIP dengan Prof. ir. Sidharta, dan Rajawali Nusindo dengan Liem
Bwan Tjie. Keterkaitan dengan proses
produksi pada masanya
2 Nilai sosial
Seberapa jauh bangunan
tersebut dimaknai sebagai tempat kegiatan tertentu yang melibatkan masyarakat
atau sekelompok orang. Contoh: Pasar Ya’ik sebagai tempat orang dulu
nongkrong di malam hari. Peran sebagai unsur
pembentuk citra kota/kawasan. Seberapa jauh bangunan berperan sebagai
acuan arah masyarakat dan/atau peran dalam ruang kota (pembentuk, pengisi,
penanda, dsb).
3 Nilai Arsitektur
Perpaduan bentuk,
struktur, dan bahan. Bagaimana unsur-unsur tersebut dipadukan dengan
prinsip-prinsip desain arsitektur, seperti skala, proporsi,
harmoni, dsb, yang sebagian ditentukan oleh langgam/semangat
zamannya. Perpaduan bangunan dengan
tapaknya. Seberapa tinggi kualitas perpaduan bangunan dan tapaknya. Kekriyaan. Seberapa
tinggi kualitas kekriyaan dan pertukangan bangunan tersebut. Kelangkaan dan/atau
keterwakilan dalam hal tipologi bangunan, langgam, dll., dan/atau
4 Nilai ilmu
Kandungan benda
arkeologis, yaitu keberadaan dan/atau diduga keberadaan tinggalan arkeologis
pada lokasi. Capaian teknologi setelah
proses pencarian yang berlangsung panjang dalam sejarah perkembangan
arsitektur/enjinering. Contoh: Pasar Johar merupakan puncak
pencarian bangunan yang menyelesaikan masalah penghawaan, penerangan, dan perancangan
ruang kegiatan, dan/atau, Nilai kepeloporan dan/atau
kebaruan. Seberapa jauh bangunan/karya arsitektur memperlihatkan kebaruan
pada masanya dan/atau menjadi pelopor yang diikuti oleh arsitek/karya
arsitektur lain sesudahnya.
5 Nilai keaslian bentuk dan/atau
pemanfaatan
Seberapa besar komponen dan/atau bagian asli
bangunan masih bertahan, dan/atau bagaimana pemanfaatannya masih merupakan
kesinambungan dari pemanfaatan semula.