Transisi Pembelajaran Dalam Trend
Globalisasi Kali Ini Memerlukan Suatu Tindakan Yang Berkelanjutan Demi
Perkembangan Pemikiran Anak Didik Dari Seorang Pengajar. Jangan Takut Untuk
Dianggap Remeh Kalau Kita Mampu Berbuat Positif.
Kalau kita menengok ke masa silam dengan instant tentunya memerlukan media untuk menjadikan instrumen ke masa silam, yaitu berupa museum. Suatu bangunan yang dijadikan sebagai wadah untuk menyimpan dan melindungi Benda Cagar Budaya (BCB) warisan leluhur. Sehingga keberadaan museum disuatu daerah pada dasarnya sangat dibutuhkan. Museum dapat dijadikan sebagai instrumen pembelajaran peserta didik. Seperti apa yang pernah dimuat di Radar Tulungagung, Jum’at 09 Oktober 2009, kalau saya simpulkan museum perlu untuk dikembangkan dan diberdayakan sebagai media pendidikan.
Sungguh naïf apabila para
pelajar tidak mengetahui museum daerah Tulungagung. Sudah saatnya apabila
warisan budaya yang tersimpan di museum menjadi alat pengajaran. John Seeley
yang mempertautkan masa lampau dengan sekarang, we study history, so that we may be wise before the event. Oleh
karena itu, penting pula ungkapan-ungkapan seperti belajarlah dari sejarah atau sejarah
mengajarkan kepada kita. Bahkan presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno
mengatakan “Jasmerah” yang artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Saya tertarik untuk mengunjungi museum daerah Tulungagung, ketika
keberadaan museum daerah tersebut termuat di Radar Tulungagung pada Jum’at 09
Oktober 2009, dengan judul Pantaiku Menenggelamkan Museumku. Betapa kagum dan takjubnya
melihat warisan budaya masa lampau. Menurut penjaga museum, bahwasanya anak-anak
pelajar sering mengunjungi museum untuk mengerjakan tugas dari gurunya.
Adakalanya Sebuah
Sentuhan Tangan Halus
“Alangkah indah dan menariknya apabila
keberadaan museum daerah Tulungagung dapat dikembangkan dan diberdayakan
sebagai media pendidikan serta rekreasi alternatif.” Semisal dibangunkannya
sebuah gazebo istilah trendnya kafe
alam. Tentunya menyajikan makanan khas daerah Tulungagung. Sehingga pelajar,
masyarakat dan wisatawan tidak bosan mengunjungi museum. Selain itu mereka
sambil menikmati makanan khas Tulungagung bisa berdiskusi.
Secara tidak langsung, museum daerah bisa
menjadi asset wisata. Seperti hal yang sudah dilakukan di Blitar. Museum daerah
Tulungagung secara geografis sangat strategis, sebab berada di jalur utama
menuju ke Pantai Popoh. Selin itu di sekitar museum daerah Tulungagung juga
terdapat Candi Gayatri, Candi Sanggrahan, Candi Dadi, Gua Selomangleng, Gua
Tritis dan situs-situs bersejarah lainnya.
Dengan adanya situs-situs tersebut tentunya
dapat dijadikan “Peta wisata Kesejarahan” di daerah Tulungagung yang berpotensi.
Generasi muda sekarang secara tidak langsung sudah mengikuti trend mode perkembangan zaman. Akibatnya
mereka merasa enggan untuk
mempelajari masa lampau (baca: sejarah) melalui museum utamanya. Bagi guru-guru
sejarah merupakan tugas mulia untuk bisa mengajarkan peninggalan sejarah di
daerahnya sebut saja muatan lokal. Sungguh disayangkan apabila sejarah maupun
kebudayaan lokal yang ada di daerah tidak diketahui oleh generasi muda.
Sudah saatnya harus dicanangkan, agar sadar
untuk mempelajari sejarah dan kebudayaan yang ada di daerah (baca: muatan lokal).
Secara pribadi diri ini sangat berbangga, ketika melihat arca-arca yang tertata
rapi di museum, alat permainan anak tradisional tempo dulu, alat musik reog
kendang yang estetik. Selain itu, sungguh bisa menghayati manakala di museum
diperdengarkan alunan-alunan musik tradisional semacam gending jawa maupun
instrument musik.
Sentuhan dari tangan-tangan halus para disiplin
ilmu tentunya dapat mengembangkan dan memberdayakan keberadaan museum daerah khususnya
di Tulungagung. Pernahkan kita membayangkan kalau anak cucu kita nantinya tidak
mengetahui sejarah dan budaya yang ada di daerahnya?. Marilah kita tanamkan
cinta sejarah dan budaya daerah. Berbanggalah dengan warisan sejarah dan budaya
daerah kita ini. Museumku sementara ini ibarat kuburan dengan bunga kamboja.
Sebuah museum menjadi daya tarik pengunjung apabila adanya sentuhan tangan
halus disiplin ilmu untuk menumbuhkan kembangkan sebagai asset wisata maupun
media pengajaran kesejarahan.
Asset Wisata
Warisan Budaya
Ternyata tidak hanya museum saja yang perlu
untuk dijadikan instrument pengajaran peserta didik. Candi, makam kuno, makam
tokoh Islam, masjid yang bergayakan klasik, rumah bergayakan zaman Belanda
serta wisata bahari, merupakan potensi wisata yang sangat besar yang ada di daerah
Tulungagung. Mengapa pelajar diharuskan berkunjung ke Candi Borobudur
maupaun Candi Prambanan, seandainya candi-candi lokal belum pernah dikunjungi?.
Berbanggalah bagi pelajar yang sudah mengetahui
sejarah dan budaya daerah tempat tinggalnya. Warisan budaya yang masih ada,
tentunya harus didokumentasikan segera mungkin. Sehingga dilain hari kita tidak
merasa bersalah apabila sudah mendokumentasikannya. Ketika kita mengenal
sejarah dan warisan budaya daerah, maka kita secara tidak langsung mengetahui
jati diri kita, bahwa kita sebagai anak daerah Tulungagung yang bangga dan mencintai
hasil budaya asli.