Sejarah, tentu kita merasa akan dikembalikan
ke masa lampau yang penuh dengan peperangan atau sosok manusia yang memakai
pakaian klasik atau kita bilang kuno. Sejarah yang tidak menjadikan orang untuk
berpikir lagi, karena merasa takut dengan adanya peristiwa kelam yang telah
membumi hanguskan manusia yang tidak bersalah. Sejarah kelam, sejarah
menggiurkan bagi sudut pandang politik praktis, dan sejarah menjadi wacana
untuk masa depan manakala sejarah dipelajari dengan sisi niat positif. Sejarah
berbicara, sejarah juga bisa terdiam, sejarah pun bisa membunuh karakter lawan.
Itulah sejarah ketika mencari kearifan yang
terdapat di daerah, sejarah lokal menjadikan kearifan yang begitu hangat,
apabila kita mampu menempatkan sejarah lokal pada posisi kearifannya. Keberadaan
sejarah lokal, diberbagai daerah memiliki ciri khas tertentu, dan dari kekhasan
tersebutlah akan mensimpulkan sisi positif yang perlu untuk kita pelajari.
Berbagai makna yang tersirat di dalam sejarah lokal akan mewujudkan kearifan
nasional.
Kali ini tulisan dalam kumpulan sejarah lisan
yang ada di daerah Tulungagung sedikit demi sedikit sudah terkumpul. Semoga
tulisan sejarah lisan kali ini mempunyai makna yang berarti dalam penulisan
sejarah lokal lisan. Dengan keberadaan pendokumentasian mengenai folklore atau sejarah
lisan diharapkan kearifan yang terdapat di daerah tidak lenyap musnah seiring perkembangan
zaman yang semakin modern ini.
Pendokumentasian kali ini tidak akan terwujud
apabila tidak adanya kerjasama antara kami dengan masyarakat daerah Tulungagung.
Adapun tim pengumpulan naskah sejarah lisan kali ini, diantaranya: Bapak Trijono,
S.S, dan Agus Ali Imron Al Akhyar. Semoga bermanfaat dan juga bisa menjadi tolok
ukur dalam penelitian, penulisan sejarah lokal kedepannya.
Berbagai tragedi yang mengakibatkan generasi muda
saat ini melakukan sisi kenegatifan, merupakan akibat dari ketidaktahuan kearifan
yang terdapat pada lingkungannya. Mempelajari sejarah, tidak hanya sisi negatifnya,
melainkan kepositifan bisa menjadi lahan untuk mendidik generasi muda dalam lingkungannya.
Belajar sejarah tidak ada ruginya, melainkan apabila kita rasa dan dinikmati, maka
proses belajarlah yang menentukan kepribadian dalam diri ini untuk mampu membenahi
diri. Ketika kita mampu untuk bergerak mengidentifikasi suatu sejarah, maka itu
langkah yang tepat untuk mencintai kesejarahan yang terdapat pada lingkungan sekitar
kita.