Selasa, 18 Desember 2012

KATA PENGANTAR SEJARAH MENCARI MAKNA KEARIFAN LOKAL


Sejarah, tentu kita merasa akan dikembalikan ke masa lampau yang penuh dengan peperangan atau sosok manusia yang memakai pakaian klasik atau kita bilang kuno. Sejarah yang tidak menjadikan orang untuk berpikir lagi, karena merasa takut dengan adanya peristiwa kelam yang telah membumi hanguskan manusia yang tidak bersalah. Sejarah kelam, sejarah menggiurkan bagi sudut pandang politik praktis, dan sejarah menjadi wacana untuk masa depan manakala sejarah dipelajari dengan sisi niat positif. Sejarah berbicara, sejarah juga bisa terdiam, sejarah pun bisa membunuh karakter lawan.

Itulah sejarah ketika mencari kearifan yang terdapat di daerah, sejarah lokal menjadikan kearifan yang begitu hangat, apabila kita mampu menempatkan sejarah lokal pada posisi kearifannya. Keberadaan sejarah lokal, diberbagai daerah memiliki ciri khas tertentu, dan dari kekhasan tersebutlah akan mensimpulkan sisi positif yang perlu untuk kita pelajari. Berbagai makna yang tersirat di dalam sejarah lokal akan mewujudkan kearifan nasional.

Kali ini tulisan dalam kumpulan sejarah lisan yang ada di daerah Tulungagung sedikit demi sedikit sudah terkumpul. Semoga tulisan sejarah lisan kali ini mempunyai makna yang berarti dalam penulisan sejarah lokal lisan. Dengan keberadaan pendokumentasian mengenai folklore atau sejarah lisan diharapkan kearifan yang terdapat di daerah tidak lenyap musnah seiring perkembangan zaman yang semakin modern ini.

Pendokumentasian kali ini tidak akan terwujud apabila tidak adanya kerjasama antara kami dengan masyarakat daerah Tulungagung. Adapun tim pengumpulan naskah sejarah lisan kali ini, diantaranya: Bapak Trijono, S.S, dan Agus Ali Imron Al Akhyar. Semoga bermanfaat dan juga bisa menjadi tolok ukur dalam penelitian, penulisan sejarah lokal kedepannya.

Berbagai tragedi yang mengakibatkan generasi muda saat ini melakukan sisi kenegatifan, merupakan akibat dari ketidaktahuan kearifan yang terdapat pada lingkungannya. Mempelajari sejarah, tidak hanya sisi negatifnya, melainkan kepositifan bisa menjadi lahan untuk mendidik generasi muda dalam lingkungannya. Belajar sejarah tidak ada ruginya, melainkan apabila kita rasa dan dinikmati, maka proses belajarlah yang menentukan kepribadian dalam diri ini untuk mampu membenahi diri. Ketika kita mampu untuk bergerak mengidentifikasi suatu sejarah, maka itu langkah yang tepat untuk mencintai kesejarahan yang terdapat pada lingkungan sekitar kita.