Manusia
diciptakan Allah Swt., adalah yang kelakuannya jelek adapula yang kelakuannya
baik. Kadar manusia memang benar, kalau yang menentukan hanyalah keimanannya
kepada Allah Swt., sehingga apa saja ketika ingin berbuat sesuatu tentu antara
pikiran dan hatinya berbicara, sesuai apa tidak dengan keinginan kita. Prinsip
hidup sesuai dengan pikiran dan hati kita, seimbangkan.
Sesering
mungkin otak dipakai untuk berpikir, samahalnya dengan mengasah pisau dengan
pengasahnya. Namun mengasahpun harus sesuai dengan apa yang diinginkannya. Otak
selalu berkaitan dengan logika, sedangkan hati berkaitan dengan hawa nafsu yang
selalu menuju keburukkan. Namun apabila kita mampu mengolah antara otak dan
hati dengan seimbang atas petunjuk Allah Swt., maka diniatkan dengan ibadah
karena-Nya.
Menahan
dari sifat iri adalah sifat yang baik untuk diterapkan, sifat iri kepada orang
lain merupakan pengolahan hati yang buruk, keterkaitan otak dan hati memang
sangat erat sekali. Sifat iri akan selalu tertanam, apabila kita tidak pernah
sabar untuk mempenjarakan hawa nafsu yang negatif. Manusia pasti bisa
mengolahnya, andai bila keimanan selalu dipertebalkan, dzikir untuk meminta
welas asih dari Tuhan, serta bersikap qona’ah.
Kita
mampu untuk menyeimbangkan otak dipakai logika dan hati dipakai pengontrol hawa
nafsu. Ketika manusia ada, maka manusia itu harus bertanggungjawab atas
kelakuannya, semua atas petunjuk AllahSwt., ibadah adalah niatan yang mudah
kita ucapkan, namun sulit untuk diterapkan, ketika syetan masih menyelimuti
diri kita. Sehingga kita juga masih sulit membedakan mana syetan mana hati yang
mendapat petunjuk-Nya.
Manakala
syetan masih menyelimuti diri, sedangkan kita tidak bisa membedakan mana
petunjuk Allah dan petunjuk syetan. Kita boleh bertindak sesuka hasil olah
pemikiran dan hati kita, namun bahanya adalah kita tidak bisa membedakan mana
petunjuk Allah dan mana syetan.
Semoga
Allah melindungi diri ini, keluargaku, dan keturunanku nantinya, hanya
Al-Qur’an dan Al Hadist yang menjadi rujukanku. Manakala matahari terbit cahaya
hangat akan menghangatkan diri ini untuk selalu dzikir, manakala rembulan
muncul di malam hari tak lupa ingatku pada-Nya, karena sesuai hal yang indah
akan menjadi instrument kita untuk mengingat kebaikkan pada-Nya.