Mereka
atau saya, atau dia, bisa memberikan sudut pandang masing-masing untuk menilai
keberadaan suatu objek pandangan. Sehingga dengan sudut pandang itulah akan
muncul berbagai nilai-nilai yang diberikan oleh pemandang terhadap sudut yang
dipandang. Hal demikian itu wajar, apabila masih dalam koridor nilai estetika,
moral, dan landasan referensi yang dipakai. Khalayak orang bisa memberikan
sudut pandangnya masing-masing, akan tetapi dalam memandang itulah harus
menggunakan referensi yang mendasar, autentik, sistematis, namun tidak membunuh
karakter yang dipandang.
Ketika
orang berkarya, pastilah akan ada yang mengomentari hasil karya tersebut, namun
belum tentu yang mengomentari mampu membuat karya seperti yang dikomentari. Sehingga
di pengomentar hanya melakukan sudut pandang yang bias, dan tidak bereferensi.
Apabila
kita mengomentari dengan berdasarkan referensi fakta yang ada, serta ada
buktinya, bisa juga kita memberikan sentuhan halus untuk menilai. Menilai dengan
menggunakan logika dan qalbu bisa menyeimbangkan dengan baik, maka akan
terbentuk varian positif bahkan bisa menumbuhkan karakter baru lagi. Dengan tenang,
damai, santai, ikhlas, serta istiqomah, untuk berbuat baik, maka nilai dari
sudut pandang orang lain akan bertambah baik, serta akan mencerminkan sisi positif.
Sudut
pandang, akan bisa nampak ketika berbagai pembicaraan, tindakan, serta
perbuatan dari yang memandang digulirkan dalam suatu wacana dalam publik,
ketika saat itu terjadi berbagai balasan serangan akan terjadi pula dari pihak
si dipandang tersebut. Akhirnya dengan tidak sengaja atau bahkan disengaja,
akan menimbulkan konflik internal terlebih dahulu, sebelum terjadi konflik yang
luas. Manakala konflik sudah meluas akibat dari pandangan berbagai sudut, maka
setidaknya kita menjadi solusinya dengan musyawarah.
Jadi,
akibat sudut pandang, bisa mengakibatkan konflik internal maupun eksternal,
selain itu bisa mengakibatkan kebencian, kesakitan, dan penderitaan. Akibat
dari sudut pandang yang keliru akan menimbulkan wacana baru, dan akhirnya
konflik baru terjadi.
Sehingga
referensi valid dan autentik, serta pengecekkan terlebih dahulu, sebelum
menyudut pandangkan orang.