Keadaan sebagian candi sudah runtuh, terutama
bagian atapnya. Pintu masuk candi bagian barat dan dilengkapi dengan pipi
tangga. Pada semua sisi kaki candi dilengkapi dengan relief-relief. Namun
relief yang ada disisi timur telah aus.
Sampai saat ini relief tersebut belum diketahui alur ceritanya, hanya umumnya
menggambarkan tokoh manusia dan binatang. Pada saat ini keberadaan Candi Mirigambar memang memprihatinkan kondisinya, tumbuhan lumut masih nampak sering kita lihat.
Mengenai sejarah candinya dapat diketahui
dari adanya angka tahun, yang mana angka tahun tersebut terdiri dari dua buah; pertama, dipahatan pada dinding kaki
candi sebelah sisi kanan memuat tahun 1321 saka (1399 Masehi), sedangkan kedua, terletak tidak jauh di sebelah
barat candi yang berangkakan tahun 1310 saka (1388 Masehi). Selain itu, dulu
katanya juga pernah diketemukan prasasti tembaga yang isinya menceritakan
tentang pergantian kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Hayam Wuruk.
Prasasti ini konon diketemukan tidak jauh dari keberadaan Candi Mirigambar. Candi Mirigambar atau Angling
Dharma memiliki spesifikasi:
- Panjang :
8,5 m
- Lebar
: 7,7 m
- Tinggi
: 2,35 m
Bahan bangunan Candi Mirigambar terbuat dari batu bata
dan batu andesit. Candi ini dibangun di atas areal tanah dengan Panjang 28,50 m
dan Lebar 19 m. Candi Mirigambar atau biasa disebut dengan Candi Angling Dharma berpintu masuk di sisi
barat dengan Tinggi dari kaki hingga atas yang nampak sudah mengalami kerusakan. Keberadaan
Candi Mirigambar ini posisi tepatnya berada di pojok selatan sisi timur
dari lapangan. Di sekitar Candi Mirigambar terdapat pohon beringin yang
besar dan tinggi, area candi dikeliling pagar kawat untuk mengamankan keberadaan candi. Di sebelah timur candi juga terdapat bangunan yang menjadi tempat makam sesepuh daerah tersebut.
Candi Mirigambar, konon
diceritakan tentang proses pergantian kekuasaan antara Wikrama wardhana dengan
Hayam Wuruk dan dibangun sekitar tahun 1214 M. Namun pada candi lain dituliskan
dibangun pada tahun 1310 M, yang berarti
candi dibangun pada masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini karena
adanya perpaduan dan perbedaan religius antara Agama Hindu dan Agama Budha.
Seperti kita ketahui bahwa Kerajaan Sriwijaya lahir yahun 700-1350 M, sedangkan
Kerajaan Majapahoit muncul pada tahun 1300-1500 M, yang berarti perbedaan yang
ada pada Candi Mirigambar ini membuktikan adanya suatu perpaduan antara Agama
Hindu dan Agama Budha.
Lokasi berada di
Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa
Timur. Bangunan ini dibuat dari bata. Memiliki panjang 8,5 M, lebar 7,7 M,
tinggi 2,35 M. Menurut dari juru kunci candi ini pernah diteliti oleh orang
Belanda. Salah satu keterangan dari laporan orang Belanda pada tahun 1915, menyebutkan
bahwa Candi Mirigambar saat itu sangat memprihatinkan. Keadaan sebagian candi
sudah runtuh, terutama bagian atapnya. Pintu masuk candi bagian barat dan
dilengkapi dengan pipi tangga. Pada semua sisi kaki candi dilengkapi dengan
relief-relief. Namun relief yang ada di sisi timur telah aus dimakan usia. Sampai saat ini relief tersebut belum diketahui
alur ceritanya, hanya umumnya menggambarkan tokoh manusia dan binatang (Dinas
Pariwisata; 2005: passim).