Kerajinan pembuatan cobek ini merupakan khasanah kekayaan seni yang dimiliki oleh daerah Tulungagung. Pembuatan cobek sendiri masih mayoritas menggunakan peralatan tradisional, yang menjadikan seni pembuatan cobek semakin terasa estetikanya. Menurut bapak
Sumiran, cobek adalah alat untuk menghaluskan, menggerus atau melebutkan
makanan. Biasanya cobek sendiri dipadukan dengan alat lain yang dinamakan
Uleg-uleg (bahasa Jawa). Cobek sendiri merupakan sebagai landasan untuk menaruh
bumbu-bumbu dapur untuk dihaluskan sebelum memasak. Cobek bisa diketemukan pada
warung-warung rujak uleg, gado-gado dan tentunya hampir setiap rumah penduduk
mempunyai cobek.
Cobek maupun
Uleg-ulegnya dibuat dari berbagai macam bahan, diantaranya ada yang berbahankan
batu, kayu, tanah dan semen. Dari berbagai bahan tersebut yang mayoritas
diminati oleh masyarakat adalah yang berbahankan batu. Selain kuat, bahan dari
batu juga mampu bertahan lama. Ternyata ukuran cobek juga mempengaruhi fungsi
dari cobek itu sendiri.
Home
industri disebut juga industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori
usaha kecil yang di kelola keluarga. Biasanya pelaku adalah orang yang
bertempat tinggal di daerah tempat tinggalnya dan dari sisi ketenagakerjaan,
karyawan maupun buruh yang dipekerjakan merupakan warga lingkungan sekitar.
Usaha mikro ini banyak ditemukan di negara-negara berkembang dan berperan cukup
besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan. Hal
tersebut tercermin dari perusahaan cobek di Tulungagung yang mayoritas
berbentuk industri rumah tangga. Seperti halnya perusahaan cobek di dusun Mojo
yang mengambil masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja, sehingga keberadaan
perusahaan-perusahaan batik tersebut membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Kebanyakan masih mempertahankan teknologi sederhana atau tradisional dan
menggunakan teknologi yang lebih canggih untuk memenuhi kebutuhan di pasaran.
Kegiatan usaha seperti ini berorientasi pada pasar lokal namun tidak jarang
yang mengepakkan sayapnya hingga ke luar kota atau bahkan ke manca negara.
Beberapa
peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan kerajinan cobek meliputi, berbagai
ukuran pahat dengan berbahagai macam bentuk mata pahat, jangka khusus, meteran,
palu , air, tempat / wadah air, dan lap.
Sedangkan bahan – bahan lain yang perlu di sediakan dalam unit produksi antara
lain: batu jenis handosit (batu gunung) sebagai bahan baku utama pembuatan,
resin, lem batu, dan serbuk batu, ketiga bahan ini biasanya digunkan untuk
menambal cobek yang mungkin berlubang atau sedikit retak
Proses Produksi
Batu sebagai bahan
utama haruslah batu pilihan, karena dalam pembuatan cobek dan lumping Ini
dibutuhkan batu yang utuh, tidak retak, mempunyai ukuran yang cukup dengan
ukuran yang diinginkan, mulai dari tebal dan diameter batu tersebut. Jenis batu
yang digunakan adalah batu handosit (batu gunung). Batu berwarna hitam ini
diperoleh pengrajin dari penambang di dusun Mojo desa Wajak Kidul setempat.
Produksi secara tradisioanal yang reltif lama dan model yang relative
lebih kecil dari produksi secara modern, membuat mereka hanya membeli bashsb
(batu) dari penambang setempat.
Setelah bahan dan peralatan sudah siap, pengrajin mulai untuk membuat cobek
ataupun lumpang. Hal prtama yang dilakukan adalah menentkan ukuran cobek atau
lumpang yang akan dibuat dengan meteran. Setelah ukuran yang sesuai telah didapatkan,
pengrajin membuat lingkaran memnggunakan jangka khusus yang digoreskan pada
batu. Kemudian, sedikit demi sedikit mereka mulai memahat batu hingga
berbentuk sesuai lingkaran yang sebelumnya telah dibuat. Sampai proses ini
dapat dikatakan masih setengan jadi, karena walaupun sudah berbentuk seperti
cobek, tetapi masih kasar.
Bahan yang sudah menjadi cobek setengah jadi masih harus diproses. Hampir sama
seperti sebelumnya bahan setengah jadi ini masih harus dipahat, namun
menggunakan pahat yang bentuk matanya berbeda. Proses memahat ini berlangsung
hingga proses pembuatan selesai. Setelah cobek jadi pengrajin mencucinya dengan
air, karena debu akibat proses pembuatan sebelumnya. Hal tersebut perlu
dilakukan agar terlihat lebih menarik. Kemudian cobek didiamkan hingga kering.
Sentuhan akhir untuk cobek tersebut adalah di lap memakai kain dan cobek siap
untuk dipasarkan.
Peralatan Dan Bahan
Dalam proses produksi
secara modern peralatan yang di gunakan mulai dari bahan mentah hingga cobek
menjadi terlihat berbeda.beberapa peralatan yang dibutuhkan mulai bahan mentah
hingga setengah jadi meliputi:gergaji pemotong(mesin pemotong),kereta dudukan
batu(untuk menempatkan batu saat digergaji), rel, diesel, pompa air, selang dan
penggaris. Sedangkan beberapa alat yang dibutuhkan dari bahan setengah
jadi hingga menjadi cobek meliputi ; satu set mesin bubut, kipas angin, ember
(wadah air0, selang kecil, grinda (alat untuk mengasah pahat), pahat (baja
vidia), air,dan lap. Seperti halnya pada proses pembuatan secara tradisional
bahab – bahan yang digunakan meliputi batu sebagai bahan utama, resin, lem
batu, dan serbuk batu. Ketiga bahan ini, biasanya digunakan untuk menambal
cobek yang berlubang atau sedikit rusak.
Proses Produksi
Seperti halnya pada proses produksi secara tradisional, batu sebagai bahan
utama haruslah batu yang benar – benar pilihan. Batu yang utuh dan berkualitas,
sangat dibutuhkan demi hasil akhir dan kepuasan pars konsumen. Pengrajin
memperoleh batu tersebut dari penambang batu didusun setempat. Lokasi
penambangan yang tidak luas membuat para penambang tidak mampu memenuhi
permintaan seluruh pengrajin untuk mensuplai bahan baku. Untuk mengatasi hal
ini pengrajin cobek modern yang sampai saat ini berjumlah 20 kepala keluarga
yang memiliki industry kecil tersebut. Tidak jarang mendatangkan atau memesan
batu dari luar daerah bahkan luar kota. Batu yang dipesan tidak boleh sampai
sembarangan, haruslah batu yang memiliki jenis dan warna yang sama. Para
pengrajin biasanya memesan dari daerah Campur darat dan juga dari
Kabupaten Trenggalek.
Setelah alat dan bahan telah siap, pengrajin memulai untuk membuat cobek. Dalam
hal ini proses pembuatan mulai bahan mentah hingga setengah jadi hingga cobek
yang sudah jadi juga berbeda. Dalam pembuautan bahan setengah jadi, dimulai
dari meletakkan bahan dasar diatas kereta dudukan, kemudian dipotong sesuai
ukuran yang diinginkan sehingga membentuk segi delapan. Hasil dari proses
inilah yang merupakan bahan setengah jadi yang selanjutnya dibubut untuk
menghasilkan sebuah cobek yang diharapkan. Setelah jadi cobek tersebut
dicuci kemudian dilap dengan kain. Setelah kering maka cobek siap di pasarkan
pada para konsumen.
Penjualan Hasil Produksi
Penjualan merupakan suatu tahapan
akhir dalam suatu rangkaian proses industri. Cobek yang telah selesai dibuat
kemudian dikemas dan siap di pasarkan pada konsumen. Cobek buatan dusun Mojo
ini, telah dipasarkan keberbagai daerah, selain di Tulungagung. cobek ini juga
dipasarkan di wilayah lain seperti di kabupaten Blitar, Nganjuk hingga ke
Surabaya, bahkan sampai keluar pulau jawa seperti di Kalimantan dan
Sumatra.
Perajin cobek secara tradisional biasanya menjual cobek buatannya pada para
tengkulal atau para pengumpul. Tidak jarang juga para pembeli yang langsung
datang ketempat produksi cobek mereka untuk memesan atau membeli cobek yang
sudah ada. Produktifitas mereka yang rendah serta dengan modal yang cukup
terbatas membuat mereka belum mampu untuk memasarkan hasil produksi keluar
daerah Tulungagung. tetapi apabila kita dapat menjumpai hasil kerajinan mereka
di luar daerah bahkan di luar jawa itu semua tidak terlepas dari aktivitas
ekonomi para pengepul kerajinan.
Sedangkan pengrajin cobek secara modern, selalu menjual cobek hasil produksi
melalui para pengepul atau konsumen yang datang langsung. Bahkan tidak
sedikit pemilik rumah produksi yang turun tangan langsung menjual pada para
konsumen dengan menggunakan motor maupun di jinjing dengan batang kayu.
Produktifitas mereka yang terbilang tinggi bahkan sampai keluar daerah dan
keluar pulau jawa dalam 2 bulan sekali mampu mengirim barang (cobek) pada para
konsumen. Mengenai harga cobek yang dipasarkan , para produsan biasanya mematok
harga berkisar antara Rp 7.000,00 hingga Rp 25.000,00 perbuah sesuai dengan
ukurannya. Tidak hanya itu cobek – cobek yang di pasarkan diluar kota mereka
kemas dengan diikat 5 buah cobek perikat dengan tali, tetapi tetap memperhatikan
keadaan cobek jangan sampai pecah ataupun retak.