Selasa, 17 Juni 2014

EKSPEDISI KESEJARAHAN NGANGGREK Ds/Kec. KALIDAWIR

Ekspedisi kali ini berawal dari komunikasi singkat antara mas Koko dengan Agus Ali Imron Al Akhyar melalui akun media sosial facebook. Tepatnya pada tanggal 17 Maret 2014, komunikasi tersebut berlanjut melalui telephone. Sehingga setelah ada komunikasi secara berkala, akhirnya tim ekspedisi dari Kajian Sejarah, Sosial, dan Budaya (KS2B Tulungagung) langsung menindaklanjuti dengan melakukan kunjungan langsung ke daerah yang menjadi ekspedisi kali ini.

Perjalanan dimulai dari keberadaan penemuan benda-benda bersejarah oleh teman Mas Koko, alamat rumah Mas Koko berada di daerah Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, tepatnya berada di bagian selatan agak ke timur dari pusat pemerintahan Tulungagung. Kawasan Kalidawir pada dasarnya merupakan kawasan lereng pegunungan, dikarenakan masih adanya gunung-gunung dengan berukuran sedang, yang termasuk rentetan area pegunungan KBH Perhutani Blitar.

Hari Selasa tepatnya tanggal 18 Maret 2014, pukul 15:00 WIB kami mengadakan perjanjian untuk berkumpul disalah satu warung timur MAN Tulungagung 1. Ekspedisi ini kami awali saat kampanye SBY di lapangan Rejoagung, Tulungagung. Ekspedisi ini dilaksanakan oleh Trijono, Maryoko, Sugeng, dan Agus Ali Imron Al Akhyar. Kami bisa berkumpul pada pukul 16:14 WIB, kami membahas sekilas sebelum berangkat menuju target ekspedisi. Segelas teh hangat dan secangkir kopi menjadi saksi akan berangkatnya ekspedisi kali ini. Perjalanan menuju area ekspedisi tepat pukul 16:16 WIB.

Cuaca saat itu memang agak tidak mendukung, mendung, namun agak gerimis. Jalan menuju ke daerah Kalidawir sangat lancar, dan mulus, meskipun ada beberapa lubang di jalan. Area pesawahan masih menghiasi perjalanan menuju Kalidawir. Kami pertama menuju ke rumah Mas Koko, tepat pukul 16:49 WIB. Di rumah Mas Koko kami masih mengobrol sebentar, setidaknya sebelum menuju ke rumah yang menemukan benda-benda bersejarah itu. Pukul 17:32 WIB kami menuju kawasan lingkungan yang menjadi tempat penemuan. Suasana listrik pada saat kami tiba memang padam, hampir tiga jam kami berada di kawasan Dusun Nganggrek dengan suasana listrik padam.

Geografis Penemuan
Daerah Kalidawir merupakan sebuah daerah yang berada di selatan sisi timur dari pusat Pemerintahan Tulungagung. Daerah tersebut memiliki tingkat intensitas udara yang dingin, dikarenakan berada dilereng pegunungan selatan Tulungagung. Namun kehidupan warganya sudah setingkat perkotaan kabupaten, berbagai fasilitas sudah memadai, mulai infrastruktur jalan, pertokoan, dan juga penduduk yang padat. Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Tulungagung sekitar 30 Km, menuju arah timur sisi selatan.

Penemuan benda-benda bersejarah tersebut posisinya berada di lereng pegunungan, dan juga terdapat ceruk ceruk gua yang dengan ruangan sederhana kecil, namun cukup untuk dimasuki orang. Kondisi jalan menuju lokasi penemuan memang agak sulit medannya, sebab sebagian aspal jalan sudah rusak, dan diteruskan dengan jalan yang masih makadam, atau jalan bebatuan belum diaspal.

Obrolan Sederhana
Sore itu waktu malam akan tiba, lilin kecil, teh hangat dan kopi panas, menemani obrolan mengenai penemuan benda bersejarah di Dukuh Nganggrek, Desa Kalidawir, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Penemuan benda bersejarah yang menjadi penasaran kami akhirnya sedikit demi sedikit mulai terkuak dengan kilasan obrolan malam itu. Banyak hal yang belum kami ketahui mengenai daerah tersebut, memang nampak daerah tersebut berada pada lingkungan lereng pegunungan Tulungagung selatan wilayah timur.

Rumah bapak Narto, rumahnya yang menjadi tujuan utama untuk menggali sumber informasi mengenai benda-benda yang ditemukan oleh warga. Warga sendiri sering kali menemukan, atau melihat keberadaan benda-benda bersejarah yang dianggap oleh penduduk merupakan harta karun peninggalan masa lalu. Sehingga menurut bapak Narto, warga yang menemukan benda-benda bersejarah tersebut banyak disimpan di rumah orang yang menemukan. Banyak sekali orang dari daerah lain yang berkunjung yang hanya ingin membeli, melihat, atau meminjam keberadaan benda-benda bersejarah yang diketemukan oleh warga. Tidak jarang karena masih bersaudara yang meminjam benda tersebut namun akhirnya tidak dikembalikan, dengan adanya peristiwa semacam itu akhirnya warga sekarang acuh tak acuh ketika ada orang lain yang mempertanyakan benda-benda penemuan tersebut.

Kami sangat beruntung bisa menelusuri kawasan tersebut karena bantuan mas Koko yang juga akrab dengan salah satu warga di Dukuh Nganggrek. Berbagai informasi yang ada akan menjadi bahan kajian kami untuk didokumentasikan dengan baik. Berbagai informasi yang sekiranya penting bagi kami, mencoba untuk menuangkan dalam bentuk tulisan serta diharapkan masih adanya galian kesejarahan selanjutnya.

Hasil Penelusuran
Menurut obrolan sederhana antara kami dan bapak Narto, bahwasanya penemuan yang sering diketemukan oleh warga berupa benda keris, emas, benda-benda gerabah, dan peralatan dapur. Sebagian hampir menyerupai peninggalan dinasti China, namun hal itu perlu diuji lebih mendalam mengenai kapan abad keberadaan penemuan tersebut masanya. Penemuan yang sering dialami oleh warga Nganggrek, mayoritas disimpan didalam rumahnya. Hal tersebut dilakukan karena warga yang pernah menemukan benda-benda bersejarah tersebut sering ditipu oleh orang lain yang mengetahui perwujudan benda tersebut.

Bahkan orang lain yang dimaksud adalah pendatang dari daerah lain, seperti Madiun, Ngawi, Semarang, bahkan Jakarta. Setelah kejadian tersebut, ketika warga menemukan benda bersejarah tersebut, disimpan di rumahnya, tanpa dipublikasikan secara semestinya. Malam itu saat kami mengunjungi kawasan Nganggrek, kami diajak oleh bapak Narto dan juga mas Koko ke rumah salah satu warga yang menemukan semacam mangkok, piring, tempat lampu, dan beberapa benda bersejarah lainya.

Penutup
Sejarah membuktikan, bahwasanya berbagai adanya peninggalan yang diketemukan di daerah Tulungagung, merupakan wujud identitas kesejarahan yang sangat melekat dengan keberadaan Tulungagung dalam dunia kesejarahan. Berbagai bentuk peninggalan sejarah yang sudah diketemukan, membuktikan bahwasanya peninggalan sejarah yang ada, merupakan hasil dari kehidupan masa lampau yang tidak bisa dipungkiri lagi. Bukti peninggalan baik pada masa Hindu-Budha, China, Prasejarah, KeIslaman, dan lain sebagai, perlunya Tulungagung menjadi kawasan yang perlu untuk diteliti secara berkala.

Seperti halnya penemuan yang di daerah Nganggrek Kalidawir Tulungagung, secara tidak langsung, benda bersejarah yang diketemukan oleh warga merupakan penemuan pada masa China. Sehingga perlunya untuk dikuak kesejarahan bagian selatan sisi timur itu secara berkelanjutan. Sejarah yang ada di daerah Tulungagung masih menyimpan misteri yang belum digali secara ilmiah, dan terbuka. Diharapkan “Pemerintah Tulungagung” membuka mata hatinya untuk menggali potensi kesejarahan yang tersebar di daerah-daerah Tulungagung.



Tim Ekspedisi Nganggrek Kalidawir
Trijono, S.S.
   Maryoko
   Sugeng
   Agus Ali Imron al Akhyar