Ekspedisi kali ini berawal dari komunikasi
singkat antara mas Koko dengan Agus Ali Imron Al Akhyar melalui akun media
sosial facebook. Tepatnya pada tanggal 17 Maret 2014, komunikasi tersebut
berlanjut melalui telephone. Sehingga setelah ada komunikasi secara berkala,
akhirnya tim ekspedisi dari Kajian Sejarah, Sosial, dan Budaya (KS2B
Tulungagung) langsung menindaklanjuti dengan melakukan kunjungan langsung ke
daerah yang menjadi ekspedisi kali ini.
Perjalanan dimulai dari keberadaan penemuan
benda-benda bersejarah oleh teman Mas Koko, alamat rumah Mas Koko berada di
daerah Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, tepatnya berada di bagian selatan agak
ke timur dari pusat pemerintahan Tulungagung. Kawasan Kalidawir pada dasarnya
merupakan kawasan lereng pegunungan, dikarenakan masih adanya gunung-gunung
dengan berukuran sedang, yang termasuk rentetan area pegunungan KBH Perhutani
Blitar.
Hari Selasa tepatnya tanggal 18 Maret 2014,
pukul 15:00 WIB kami mengadakan perjanjian untuk berkumpul disalah satu warung
timur MAN Tulungagung 1. Ekspedisi ini kami awali saat kampanye SBY di lapangan
Rejoagung, Tulungagung. Ekspedisi ini dilaksanakan oleh Trijono, Maryoko,
Sugeng, dan Agus Ali Imron Al Akhyar. Kami bisa berkumpul pada pukul 16:14 WIB,
kami membahas sekilas sebelum berangkat menuju target ekspedisi. Segelas teh
hangat dan secangkir kopi menjadi saksi akan berangkatnya ekspedisi kali ini.
Perjalanan menuju area ekspedisi tepat pukul 16:16 WIB.
Cuaca saat itu memang agak tidak mendukung,
mendung, namun agak gerimis. Jalan menuju ke daerah Kalidawir sangat lancar,
dan mulus, meskipun ada beberapa lubang di jalan. Area pesawahan masih
menghiasi perjalanan menuju Kalidawir. Kami pertama menuju ke rumah Mas Koko,
tepat pukul 16:49 WIB. Di rumah Mas Koko kami masih mengobrol sebentar,
setidaknya sebelum menuju ke rumah yang menemukan benda-benda bersejarah itu. Pukul
17:32 WIB kami menuju kawasan lingkungan yang menjadi tempat penemuan. Suasana
listrik pada saat kami tiba memang padam, hampir tiga jam kami berada di
kawasan Dusun Nganggrek dengan suasana listrik padam.
Geografis
Penemuan
Daerah Kalidawir merupakan sebuah daerah yang
berada di selatan sisi timur dari pusat Pemerintahan Tulungagung. Daerah
tersebut memiliki tingkat intensitas udara yang dingin, dikarenakan berada
dilereng pegunungan selatan Tulungagung. Namun kehidupan warganya sudah
setingkat perkotaan kabupaten, berbagai fasilitas sudah memadai, mulai
infrastruktur jalan, pertokoan, dan juga penduduk yang padat. Jarak tempuh dari
pusat pemerintahan Tulungagung sekitar 30 Km, menuju arah timur sisi selatan.
Penemuan benda-benda bersejarah tersebut
posisinya berada di lereng pegunungan, dan juga terdapat ceruk ceruk gua yang
dengan ruangan sederhana kecil, namun cukup untuk dimasuki orang. Kondisi jalan
menuju lokasi penemuan memang agak sulit medannya, sebab sebagian aspal jalan
sudah rusak, dan diteruskan dengan jalan yang masih makadam, atau jalan
bebatuan belum diaspal.
Obrolan
Sederhana
Sore itu waktu malam akan tiba, lilin kecil,
teh hangat dan kopi panas, menemani obrolan mengenai penemuan benda bersejarah
di Dukuh Nganggrek, Desa Kalidawir, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung.
Penemuan benda bersejarah yang menjadi penasaran kami akhirnya sedikit demi
sedikit mulai terkuak dengan kilasan obrolan malam itu. Banyak hal yang belum
kami ketahui mengenai daerah tersebut, memang nampak daerah tersebut berada
pada lingkungan lereng pegunungan Tulungagung selatan wilayah timur.
Rumah bapak Narto, rumahnya yang menjadi
tujuan utama untuk menggali sumber informasi mengenai benda-benda yang
ditemukan oleh warga. Warga sendiri sering kali menemukan, atau melihat
keberadaan benda-benda bersejarah yang dianggap oleh penduduk merupakan harta
karun peninggalan masa lalu. Sehingga menurut bapak Narto, warga yang menemukan
benda-benda bersejarah tersebut banyak disimpan di rumah orang yang menemukan.
Banyak sekali orang dari daerah lain yang berkunjung yang hanya ingin membeli,
melihat, atau meminjam keberadaan benda-benda bersejarah yang diketemukan oleh
warga. Tidak jarang karena masih bersaudara yang meminjam benda tersebut namun
akhirnya tidak dikembalikan, dengan adanya peristiwa semacam itu akhirnya warga
sekarang acuh tak acuh ketika ada orang lain yang mempertanyakan benda-benda
penemuan tersebut.
Kami sangat beruntung bisa menelusuri kawasan
tersebut karena bantuan mas Koko yang juga akrab dengan salah satu warga di
Dukuh Nganggrek. Berbagai informasi yang ada akan menjadi bahan kajian kami
untuk didokumentasikan dengan baik. Berbagai informasi yang sekiranya penting
bagi kami, mencoba untuk menuangkan dalam bentuk tulisan serta diharapkan masih
adanya galian kesejarahan selanjutnya.
Hasil
Penelusuran
Menurut obrolan sederhana antara kami dan
bapak Narto, bahwasanya penemuan yang sering diketemukan oleh warga berupa
benda keris, emas, benda-benda gerabah, dan peralatan dapur. Sebagian hampir
menyerupai peninggalan dinasti China, namun hal itu perlu diuji lebih mendalam
mengenai kapan abad keberadaan penemuan tersebut masanya. Penemuan yang sering
dialami oleh warga Nganggrek, mayoritas disimpan didalam rumahnya. Hal tersebut
dilakukan karena warga yang pernah menemukan benda-benda bersejarah tersebut
sering ditipu oleh orang lain yang mengetahui perwujudan benda tersebut.
Bahkan orang lain yang dimaksud adalah
pendatang dari daerah lain, seperti Madiun, Ngawi, Semarang, bahkan Jakarta.
Setelah kejadian tersebut, ketika warga menemukan benda bersejarah tersebut,
disimpan di rumahnya, tanpa dipublikasikan secara semestinya. Malam itu saat
kami mengunjungi kawasan Nganggrek, kami diajak oleh bapak Narto dan juga mas
Koko ke rumah salah satu warga yang menemukan semacam mangkok, piring, tempat
lampu, dan beberapa benda bersejarah lainya.
Penutup
Sejarah membuktikan, bahwasanya berbagai
adanya peninggalan yang diketemukan di daerah Tulungagung, merupakan wujud
identitas kesejarahan yang sangat melekat dengan keberadaan Tulungagung dalam
dunia kesejarahan. Berbagai bentuk peninggalan sejarah yang sudah diketemukan,
membuktikan bahwasanya peninggalan sejarah yang ada, merupakan hasil dari
kehidupan masa lampau yang tidak bisa dipungkiri lagi. Bukti peninggalan baik
pada masa Hindu-Budha, China, Prasejarah, KeIslaman, dan lain sebagai, perlunya
Tulungagung menjadi kawasan yang perlu untuk diteliti secara berkala.
Seperti halnya penemuan yang di daerah
Nganggrek Kalidawir Tulungagung, secara tidak langsung, benda bersejarah yang
diketemukan oleh warga merupakan penemuan pada masa China. Sehingga perlunya
untuk dikuak kesejarahan bagian selatan sisi timur itu secara berkelanjutan. Sejarah
yang ada di daerah Tulungagung masih menyimpan misteri yang belum digali secara
ilmiah, dan terbuka. Diharapkan “Pemerintah Tulungagung” membuka mata hatinya
untuk menggali potensi kesejarahan yang tersebar di daerah-daerah Tulungagung.
Tim Ekspedisi
Nganggrek Kalidawir
Trijono,
S.S.
Maryoko
Sugeng
Agus Ali Imron al Akhyar